Review Penelitian tentang Seni Rupa dan Desain

  

1. Judul: Analisis Semiotik Charles Sander Pierce Mengenai Lukisan Abstrak Ibu dan Anak Karya Agung Wiwekaputra.

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih media datar seperti kanvas dikarenakan lebih mudah dalam mengalokasikan gambar di media tersebut.

Pendekatan: Memilih lukisan abstrak ini karena penulis menganggap lukisan abstrak ini memiliki nilai seni abstrak dan filosofi, dimana gambar atau objeknya sulit dipahami dan diterjemahkan oleh orang awam. Begitu pun dengan lukisan abstrak ini merupakan salah satu lukisan yang paling disukai oleh pelukisnya karena esensinya luapan dari emosi pelukisnya.

Analisis: Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotik.

Teori: Semiotik mengenai lukisan karena adanya suatu pembentukan pemahaman akan makna dari lukisan abstrak Ibu dan Anak yang timbul dan tercipta atas dasar jiwa seorang pelukis yang tentu punya seorang ibu yang begitu sangat dikasihi. Pelukis ingin menuangkan perasaannya tersebut ke atas kanvas karena seorang seniman selalu dengan cara berkarya untuk menunjukkan pencitraannya.

Kesimpulan: Pada lukisan abstrak Ibu Dan Anak Karya Agung Wiwekaputra yaitu dimana dalam lukisan abstrak ini terdapat dua elemen penting yaitu objek gambar seorang ibu dan anaknya yang masing-masing elemen tersebut mempunyai arti kedekatan, kasih sayang dan ikatan batin yang sangat kuat diantara keduanya yang di visualisasikan oleh pelukis.


Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal tersebut: Dari lukisan Lukisan Abstrak Ibu dan Anak Karya Agung Wiwekaputra dari elemen objek dan perasaan sang pelukis,  filosofi antara ibu dan anak tentang kasih saying dan ikata batin.

2. Judul: Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya Patung Rajudin Berjudul Manyeso Diri.

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Upaya seniman dalam menanggapi suatu fenomena selalu diungkapkan ke dalam karya seni, maka dari itu sebuah karya seni yang lahir merupakan realitas baru yang kompleks, bahkan lebih kompleks dari realitas yang sesungguhnya.

Pendekatan: Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana membedah dan menganalisis tanda pada karya patung Rajudin yang berjudul “Manyeso Diri” yang berkaitan erat dengan falsafah Minangkabau. Upaya untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulis menggunakan metode analisis interpretasi.

Analisis: Pada karya di atas terlihat bagaimana seorang Rajuddin ingin menyampaikan pesan berupa pengarahan agar setiap wanita di Minangkabau lebih berhati-hati dalam bertingkah laku serta menjaga sikap dan perbuatannya agar menjadi panutan bagi anak dan kemenakan nantinya. Sesuai dengan judul yang diberikan oleh si seniman yakni “Manyeso Diri” dengan memilih bentuk sepatu bagian kiri , hal ini menggambarkan sebuah perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh pengaruh globalisasi memberikan dampak bagi kaum perempuan di Minangkabau yang tidak sesuai dengan norma adat-istiadat yang ada sehingga harga diri dan martabatnya dianggap rendah bagi kaum laki-laki.

Teori: Teori semiotika Charles Sanders Peirce sangat relevan untuk membedah karya patung Rajudin. Pendekatan teori yang digunakan untuk membedah karya patung Rajudin agar bisa mengetahui tanda-tanda yang digunakannya, maka penulis menggunakan pendekatan teori semiotika menurut Peirce dengan batasan yakni Representamen (qualisign, sinsign dan legisign). Pembatasan ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam membaca tulisan ini nantinya.

Kesimpulan: Pada karya Rajudin di atas dapat diambil kesimpulan yakni sepatu high hells bagian sebelah kiri dapat dikatakan sebuah tanda berupa representamen yang terdiri dari qualisign, sinsign, dan legisign yang ditawarkan oleh Peirce. Secara qualisign dari karya di atas terdiri dari sepatu high hells, tanduk kerbau, gonjong dan warna yang digunakan yakni warna hitam pekat, kuning kehitaman, biru kehitaman, merah pekat dan warna hijau kehitaman.

Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal tersebut: Dalam patung patung rajudin berjudul manyeso diri yaitu kemampuan dari Rajudin menyusun garis, bentuk, warna, ruang dan tekstur sesuai dengan asas-asas penyusunan. Selain itu Rajudin menerapkan sistem tanda yang baru di dalam karyanya.

3. Judul: Psikologis Dalam Seni: Katarsis Sebagai Representasi Dalam Karya Seni Rupa.

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Katarsis sebagai bagian dari alur cerita atau representasi karya maupun sebagai pengalaman yang membawa jalan berkarya seni sebagai media katarsis ataupun pelepasan kegelisahan.

Pendekatan: Peneliti mengambil topik tentang katarsis sebagai representasi dalam karya seni rupa. Peneliti memilih topik tersebut, karena pentingnya katarsis dari traumatis sebagai alternatif media pelepasan emosi yang dilakukan oleh seniman melalui karya seni. Oleh sebab itu, perlu membaca karya seni yang berdasarkan katarsis dari traumatis/kegelisahan, sebagai alternatif kasus yang menggambarkan sejauh mana peran katarsis melalui karya seni rupa.

Analisis: Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisiplin (psikoanalisis dan semiotika). Fokus kajian penelitian ini adalah katarsis dari traumatis yang direpresentasikan dalam karya seni rupa.

Teori: Dari aspek psikologis katarsis sebagai gambaran upaya seseorang ketika mampu melalui rasa sakit. Dibenturkan terhadap estetika kata katarsis akan menjadi indah dan bermakna ketika terwujud dalam sebuah karya. Cara pandang terhadap karya yang dihadirkan bagaiakan dua sisi mata uang logam yaitu citra visual berada dalam satu bidang yang sama namun dengan penilaian perspektif yang berbeda.

Kesimpulan: Kajian karya seni rupa dari perspektif psikologis katarsis mengantarkan apresiator pada suasana mental (mood) yang melatar belakangi proses kekaryaannya. Perspektif akan lebih obyektif karena seniman sebagai kreator berbanding lurus dengan karya yang disajikan.

Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal tersebut: Katarsis sekilas cukup personal untuk direspon menjadi sebuah karya seni. seniman mengkomunikasikan tentang Kompleksitas perhubungan manusia dengan alam perbendaan dalam konteks pengalaman traumatis dan katarsis yang direpresentasikan dengan memilih medium fotografi, pengetahuan seni dan pengalaman baik personal maupun sosial.


Nama : Fitri Dwiyanti 

NPM: 202046500165

Kelas: S4A

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Semiotika dalam Iklan Layanan Masyarakat "Harga Diri Rupiah"

Mereview Literatur